Senin, 15 November 2010

Wawali: Benahi Sistem yang Tercecer

Kota Bima,(SM).- Menjawab adanya berbagai pernyataan bahwa pembangunan di Kota Bima bergerak lambat dan kurang inovatif, Wakil Walikota Bima H. A. Rahman H. Abidin mengaku tanpa mengabaikan pembangunan secara bertahap, prioritas utama yang harus dilakukan pada tahun 2010 yakni membenahi sistem yang tercecer ke titik sentral agar berfungsi sesuai dengan fungsi dan berjalan dengan sistematis.
Saat ditemui di ruangannya, Sabtu (13/11) Rahman menjelaskan, ada banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dibenahi, yang paling penting yakni pengelolaan keuangan. Jika pengelolaan keuangan bisa dikembalikan sesuai dengan fungsinya, maka otomatis, pelaksanaannya akan berjalan dengan sistematis, tentunya pun didukung dengan kemampuan individu yang berkompoten dan paham dengan tugas dan kewajiban. “Sejak awal kita memiliki catatan buruk mengenai pengelolaan keuangan. Jika kita terus melakukan kewenangan diluar ketentuan, kita tidak akan segera bisa keluar dari catatan buruk itu,” ujarnya.
Sudah menjadi komitmen dia dan saudaranya (Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin,red) untuk menjalankan dan menyelesaikan pembenahan sistem yang sempat tidak dijalankan dengan baik pada tahun sebelumnya. Jika tidak, maka dipastikan Pemerintah akan terus terpuruk dengan administrasi yang kurang tertib. “Ini baru penataan keuangan, setelahnya kita akan melakukan penataan aset lagi. Hal-hal inilah yang tidak boleh diabaikan, jika tidak kita lakukan sekarang, kapan lagi,” tanyanya.
Berangkat dari hal tersebut, Rahman mengaku, Walikota dan dirinya begitu selektif mengejar program pembangunan, namun bukan berarti mengabaikan pembangunan. Karena menurut mereka, pembenahan tetap menjadi skala prioritas.
Menurut Rahman, membangun bukanlah hal yang sulit, akan tetapi membangun juga harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan ketersediaan anggaran, keinginan untuk mewujudkan bangunan yang diinginkan oleh masyarakat, sangat mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, bukan itu yang menjadi tujuan utama sekarang untuk Pemerintah Kota Bima, karena kondisi pengelolaan keuangan masih terus dibenahi, keinginan tersebut diurungkan, sampai pada pengelolaan benar-benar tertib. “Nanti lah, tahun mendatang masyarakat boleh melihat apa yang akan kami perbuat dengan pembangunan. Sekarang yang perlu dilakukan yakni penataan sistem, karena prosesnya tidak semuda membalikan telapak tangan,” ujarnya. (SM.07)
Continue reading →

Polisi Amankan 9 Dus Bir

Bima, (SM). – Sebanyak sembilan (9) dus atau sebanyak 104 botol Minuman Keras (Miras) jenis bir Mmnh, warga Desa Talabiu Kecamatan Woha, berhasil diamankan pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Bolo pada Sabtu dini hari sekitar pukul 04.00.   
Kapolsek Bolo, AKP. Maulana, yang dikonfirmasi di ruang kerjanya, sejumlah Miras jenis bir milik warga Talabiu tersebut berhasil disita pihaknya di jalan
lintas utama depan Pegadaian Sila. Saat itu, pemilik mengangkut barang menggunakan kendaraan umum dari arah Kabupaten Dompu menuju Talabiu.   
Diakuinya, pengamanan Miras dari perempuan asal Kecamatan Woha itu berkat informasi dari masyarakat yang memberitahukan adanya pendropan Miras. “Begitu melihat mobil yang ditumpangi Mmnh masuk di kecamata Bolo, anggota yang telah dikerahkan langsung melakukan penahanan kendaraan umum itu,” ucapnya.
Selain mengamankan Miras, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan terhadap Mmnh. “Penyitaan sejumlah Miras ini semata karena informasi
dari masyarakat. Tanpa dukungan dan informasi dari masyarakat tentu kita tidak bisa berbuat banyak dalam memberantas penyakit sosial dan tindakan kriminal lainnya,” terangnya.   
Diharapkan pada seluruh lapisan masyarakat, untuk terus memberikan informasi pada pihaknya bila melihat dan mengetahui oknum-oknum yang menjual Miras supaya bisa ditindaklanjuti. “Mari kita sama-sama berantas Miras,“ ajaknya. (SM.11)
Continue reading →

Raperda RTRW Segera Diajukan ke Legislatif

Bima, (SM).- Selangkah lagi, Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bima akan diajukan eksekutif ke legislatif. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bima tengah menunggu rekomendasi substansi dari Kementrian Pekerjaan Umum, setelah melewati semua proses.
Kasubid Tata Ruang Bappeda Kabupaten Bima, Taufikurahman, S.Sos, M.Si, menjelaskan,  pengajuan Raperda RTRW Kabupaten Bima yang akan dibahas DPRD Kabupaten Bima, memasuki tahap akhir. Saat ini, pihaknya tengah menunggu rekomendasi substansi dari Kementrian Pekerjaan Umum. “Tinggal menunggu  rekomendasi substansi hasil konsultasi teknis dokumen Rencana Tata Ruang Kabupaten Bima. Kalau rekomendasi dari Kementrian PU ini sudah diterima, Draf RTRW segera akan diserahkan ke legislatif untuk dibahas,” katanya.
Menurutnya, pProses penyusunan dokumen tata ruang wilayah sesuai amanat UU. Nomor 26 Tahun 2007, tidaklah segampang yang dipikirkan. Katanya, banyak hal yang mesti disiapkan sesuai proses dan mekanisme yang disyaratkan aturan. Belum lagi adanya perbedaan pemahaman terkait substansi penulisan, mekanisme dan alurnya, termasuk proses sampai dikeluarkannya rekomendasi substansi yang berjenjang dan cukup rumit.
“Semua tahapan harus dilalui dan dibahas secara terpadu menurut mekanisme yang disyaratkan dalam undang-undang, termasuk tahapan konsultasi teknis dengan BKTRN di Jakarta tanggal 11 – 15 oktober 2010, yang sampai saat ini kita menunggu hasil rekomendasinya,” pungkasnya.
Beberapa hari yang lalu dilakukan sosialisasi RTRW Provinsi NTB yang dilakukan di Bappeda Kabupaten Bima. Dengan telah disosialisasikannya RTRW Provinsi NTB, Draft Perda RTRW Kabupaten Bima otomatis disesuaikan dan akan segera diajukan ke pihak legislatif untuk dibahas, namun sebelumnya masih menunggu hasil konsultasi dengan Badan Kordinasi Tata Ruang Nasional. (SM.03)
Continue reading →

STKIP Bima Boyong Menpora Cup

Mataram, (SM).- Pertandingan beberapa cabang olah raga dalam memperebutkan piala Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga serta Piala Rektor Universitas Mataram (UNRAM) yang dihelat sejak pekan kemarin, berakhir Ahad (14/11). Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima menggondol juara umum dalam pertandingan tersebut.
Cabang Olah Raga (Cabor) sepak bola, merupakan tandingan penutup. Kesebelasan STKIP Bima, berada diposisi teratas setelah mengalahkan kesebelasan UNRAM dengan skor 2-1 dalam laga final di lapangan UNRAM, Ahad kemarin. Dua gol untuk kemenangan Kampus beralmamater kuning itu diborong oleh Hafid (7).
Mustamin, M.Sc, ketua rombongan STKIP Bima, melalui HP selulernya, Ahad kemarin, mengaku bangga dengan prestasi yang ditorehkan mahasiswanya. Kata dia, dalam memperebutkan Piala Menegpora dan Rektor UNRAM, STKIP Bima berada posisi juara umum, setelah tim sepak bola dan atlet panjang tebing STKIP Bima meraih juara pertama.
Dijelaskannya, untuk cabang sepak bola, selain mendapat piala kesebelasan STKIP Bima juga mendapat uang pembinaan dari penyelenggara. “Meskipun minus supporter, namun adik-adik mahasiswa menunjukkan permainan hebat sekaligus menundukkan lawannya. Semangat adik-adik mahasiswa, memberikan kebanggaan tersendiri bagi Kampus,” urainya.
Kata Mustamin, perebutan Menpora Cup di Mataram, mempertandingkan tiga cabang olah raga, masing-masing sepak bola, bola voli dan panjat tebing. Pada Cabor bola voli, tim STKIP Bima hanya mampu berada pada posisi kedua setelah dikalahkan tim IKIP Mataram dalam laga final. “Kalau di cabang voli, sebenarnya adik-adik mahasiswa kita sudah tampil maksimal. Tapi kita maklumi sajalah, karena factor tuan rumah bias mempengaruhi apa saja,” ketusnya.
Mustamin menambahkan, prestasi yang diperoleh tim STKIP Bima dalam pertandingan tiga Cabor tersebut, tak lepas dari do’a dan dukungan masyarakat kampus serta komponen-komponen lainnya. “Prestasi yang diraih ini tak lepas dari dukungan serta do’a dari masyarakat kampus STKIP Bima,” ucapnya.
Sekedar diketahui, pertandingan memperebutkan Menpora cup dan Rektor Unram cup telah ditutup secara resmi oleh Pembantu Rector Universitas Mataram, Ahad kemarin. Dalam upacara penutupan itu, dihadiri pula oleh Dirjen pembinaan sarana dan prasana olahraga Menpora RI. (SM.04)
Continue reading →

Diduga Pneumonia, Dirujuk ke RSUD Bima

Bima, (SM).- Bayi  Iromansyah (5 bln), warga Desa Samili Kecamatan Woha mengalami demam yang cukup tinggi bahkan tidak turun-turun. Kondisi tersebut memaksa tim medis PKM Woha merujuk pasien tersebut ke RSUD Bima.
Nur Asiah, orang tua pasien mengatakan, Iromansyah menderita panas dan asma setelah diberi imunisasi dari PKM Woha Selasa (9/11) di RT 03 Lama. Dua hari kemudian setelah imunisasi, terang Asiah, Iromansyah mengalami panas dan Asma. Lanjutnya, sebelum itu Iromansyah tidak mengalami penyakit yang demikian.
“Karena panasnya tidak turun dan asma, saya langsung bawa ke PKM Woha. Derita anak saya ini terjadi setelah dilakukan imunisasi”, papar Asiah, Sabtu (13/11) di PKM Woha sebelum dirujuk ke RSUD Bima.
Lanjutnya, melihat kondisi anaknya, Asiah dan suaminya Muhtar menjadi panik. Pasalnya, Iromansyah adalah anak pertama dari pasangan warga Desa Samili itu.
Sedangkan perawat PKM Woha, Siti Masita yang dikonfirmasi mengatakan, kondisi bayi Iromansyah dibawa ke PKM Woha dalam kondisi panas. Melihat kondisi yang demikian, terangnya, pasien harus di opname. Makanya, sejak Kamis (11/11) Iromansyah dirawat di PKM Woha. “Iromansyah di bawa ke PKM dalam kondisi suhu badanya cukup tinggi, dan terpaksa kami rawat inapkan”, ujar Masita.
Menurutnya, kondisi suhu badanya yang tidak menurun sehingga menimbulkan penyakit Pneumonia atau penyakit Asma. Jadi, bukan efek samping dari imunisasi sebagai penyebab kondisi Iromansyah panas dan asma. Bayi Iromansyah yang berumur 5 bulan itu dirawat selama 3 hari di PKM, namun tanda-tanda suhu badanya tidak turun maka pihak PKM Woha harus merujuknya ke RSUD Bima. “Kami terpaksa merujuk ke RSUD Bima malam ini juga”, tandas Masita. (SM.12) 
Continue reading →

Atasi Kekurangan, Sekolah Minta Partisipasi Komite

Bima, (SM).- Mengatasi berbagai masalah menyangkut sarana dan prasarana  pendidikan, SMPN 2 Belo menggelar rapat komite yang berlangsung, Rabu pekan lalu di aula sekolah setempat.
Kepala SMPN 2 Belo, Drs.H.Rusman A.Wahab mengatakan, berbagai masalah menyangkut sarana dan prasarana guna menunjang kegiatan belajar mengajar maupun keamanan lingkungan sekolah, maka diharapkan partisipasi orang tua murid maupun wali murid dan sangat mendesak sifatnya untuk di realisasikan.
Hingga sekarang, SMPN 2 Belo belum memiliki meubeler maupun raungan laboratorium yang presentatif. Peralatan laboratorium yang dimiliki, kini di simpan dalam gudang. Kalaupun mau praktek harus dikeluarkan dari gudang. Karena minimnya meubeler, waktu praktek siswa harus antri bahkan dibawa ke ruangan kelas yang risikonya sanagt tinggi menyangkut keamanan peralatan laboratorium. “Untuk membangun dunia pendidikan, tidak cukup hanya bantuan pemerintah. Namun partisipasi orang tua siswa mutlak dibutuhkan”, harap Rusman yang ditemui, Sabtu kemarin di sekolahnya.
Kondisi sekolah yang demikian, pihaknya harus bermusyawarah dengan komite guna menanggulangi kekurangan itu. Dari hasil musyawarah tersebut, ditetapkan bantuan untuk komite sebesar Rp 10.000,- setiap siswa per bulannya, sehingga dalam setahun dana komite ditarik sebesar Rp 120. ribu per siswa.
Dana yang terkumpul itu nantinya, papar Rusman, akan digunakan untuk membangun parkiran siswa dan guru. Juga untuk membuat meubeler laboratorium, serta membangun tembok keliling sekolah.
“Saya minta bantuan komite, karena mengingat dana BOS tidak cukup.  Dana BOS habis digunakan untuk bayar tenaga pendidik dan keperluan KBM yang lainya”, aku Kepala Sekolah.
Pentingnya pembangun tempat parkiran motor siswa dan guru, pasalnya, sekarang sudah banyak siswa yang datang ke sekolah menggunakan sepeda motor. Motornya di parkir di alam terbuka, sehingga rawan kerusakan akibat terkena sinar matahari dan hujan.
Mengapa mesti dari dana Komite, karena sekarang dengan adanya Peraturan Pemerintaah yang baru, bahwa dana DAK tidak dapat dikelola lagi oleh sekolah. DAK mulai tahun anggaran 2011 mendatang sudah dialihkan atau sudah ditender secara terbuka, jadi tidak ada lagi sumber keuangan  yang masuk ke sekolah selain dana BOS.
“Sekolah sekarang tidak ada lagi kewenangan mengelola dana DAK, sebelumnya pihak sekolah membangun sekolah ini juga ada dari dana DAK dengan pola swakelola”, jawab Rusman sembari menegaskan, tidak ada kata lain selain mengharapkan sumbangan dan partisipasi para orang tua siswa. (SM.12)
Continue reading →

Gandeng PGRI Bima, MPR Sosialisasi Kep. MPR

Bima, (SM).- Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) bersama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bima akan melaksanakan sosialisasi hasil Keputusan MPR RI.
Sekretaris PGRI Kabupaten Bima, Amiruddin SPd mengatakan, MPR RI pada bulan Desember mendatang akan melaksanakan kegiatan sosialisasi hasil Keputusan MPR. Kegiatan Sosialisasi itu akan digelar di Paruga Na’e Kecamatan Woha tanggal 1 Desember 2010, akan hadir sedikitnya 300 orang guru terutama guru mata pelajaran PPKN. “Bulan Desember nanti, PGRI akan sosialisasi hasil Keputusan MPR-RI di Paruga Na’e Woha”, ujar Amiruddin, Sabtu (13/11) di SMAN 1 Belo.
Untuk itu, hari ini (Sabtu kemarin, red) dilaksanakan rapat dinas yang diikuti seluruh Kepala Sekolah dari SMP-MTs dan SMA-MA-SMK yang ada di wilayah Kabupaten Bima baik yang negeri maupun swasta, serta Kepala UPT Dikpora. Rapat Dinas  itu juga, turut dihadiri pengurus PGRI dan Dewan Pendidikan Kabupaten Bima.
Rapat tersebut dibuka Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Kabupaten Bima Drs A. Zubair HAR MSi. Selain sosialisasi hasil keputusan MPR-RI, rapat itu juga membahas mengenai Ujian Nasional dan penyambut hari ulang tahun PGRI RI ke-65 serta hari Guru Nasional.
“Sosialisasi hasil Keputusan MPR RI itu ada 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”, terang Amirudin. (SM.12)
Continue reading →

Dikes Gelar Pertemuan dengan Potensi Media

Kota Bima, SM).- Tiga Kepala Bidang Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima masing-masing Kepala Bidang Promosi Kesehatan (Promkes), Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Sabtu (13/11) menggelar pertemuan dengan sejumlah Media massa di Aula Puskesmas Mpunda dengan tujuan mempererat kemitraan. Pada kesempatan yang sama pula, tiga Kabid memaparkan sejumlah program kesehatan yang sedang dan akan dilaksanakan.
Kepala Bidang Promkes, Jufrin, S. Kep yang menjadi pemateri pertama menjelaskan bagian programnya yang kini tengah dijalankan yakni, Lurah Siaga. Keberadaan Lurah Siaga, guna meningkatkan program kesehatan yang ada di tingkat Kelurahan, dengan melakukan identifikasi dan survey awal lingkungan serta bertugas memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang arti kebersihan dan menjaga kesehatan. Survei dan identifikasi tersebut dijadikan formula untuk segera mengantisipasi perkembangan penyakit yang lebih meluas. “Hampir di 38 Kelurahan, Lurah Siaga sudah terbentuk,” ujarnya.
Jufrin melanjutkan, petugas yang ada pada Lurah siaga yang beranggotakan sebanyak 20 orang itu, diambil dari warga kelurahan setempat, serta didampingi oleh beberapa orang dari tenaga Kesehatan. “20 petugas siaga tersebut mendapat SK dari Kelurahan setempat. Selain melakukan identifikasi awal, didalam Lurah Siaga, juga memiliki tenaga pendonor dan tenaga tanggap bencana. Mereka nantinya akan menjadi garda terdepan untuk bekerja,” tambahnya.
Untuk mempercepat penanganan kesehatannya juga, Jufrin menerangkan, di Kelurahan juga akan memiliki kendaraan Ambulan. Model kendarannya bisa Motor dan Mobil. Penggunaannya pun akan di SK kan oleh Kelurahan setempat. “Kendaraan ambulan itu sebenarnya kendaraan masyarakat setempat, namun ditetapkan untuk dipergunakan sebagai kendaraan Ambulan apabila adanya sesuatu yang emergency. Tentunya pun berdasarkan hasil kesepakatan dengan pemilik kendaraan,”
Mengenai anggaran, Jufrin mengakui, semua operasional yang ada di dalam Desa Siaga, memiliki anggaran yang jelas, dan itu bersumber dari Anggaran Provinsi.
Berikutnya, Kepala Bidang P2PL, Sunarti, SE pun memaparkan tentang penyakit HIV/AIDS. Kata dia, hingga Oktober 2010, sudah ada lagi masyarakat Kota Bima sebanyak dua orang yang terjangkit virus HIV/AIDS. “Beberapa hari yang lalu kami melakukan pemeriksaan di 20 orang Waria. Hasilnya, dua orang positif terjangkit HIV/AIDS,” ungkapnya.
Untuk kasus penyakit yang hingga kini belum ditemukan obatnya, Sunarti mengaku, sudah empat orang warga Kota Bima yang meninggal. Tahun 2008 dan 2009 masing-masing sebanyak dua orang.
Menurutnya, jenis penyakit tersebut sangat berbahaya, jenisnya bisa menular jika melalui darah, Air Susu Ibu (ASI), lubang Vagina, cairan sperma. Jika sudha terjangkit, maka seseorang akan penurunan kekebalan tubuh dan diikuti dengan berbagai penyakit penyerta. “Gejala awalnya penyakit ini, munculnya demam tinggi dan berkepanjangan. Daya tahan tubuh menurun drastis,” terangnya.
Untuk itu, dirinya mengharapkan kepada masyarakat Kota Bima akan tidak melakukan hubungan bebas, serta berhati-hati memilih pasangan. Tidak hanya itu, dirinya meminta agar penggunaan alat cukur tidak dilakukan dengan semabarangan, karena berpotensi terjadinya penyebaran penyakit.
Lantas apa bentuk antisipasi Dikes Kota Bima untuk menaggulanginya? Sunarti mengaku, dalam waktu dekat akan melakukan pemeriksaan 100 warga masyarakat Kota Bima, terutama Waria. “Dari sejumlah kasus sebelumnya, virus mematikan ini lebih banyak menyerang waria,” ungkapnya.
Bagian terakhir, Kepala Bidang KIA, Khadijah, HMS menjelaskan beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kematian ibu dan bayi saat melahirkan. Yakni, tiga terlambat, terlambat dijalan untuk dibawa ke RSUD atau Puskesmas, terlambat sarana dan prasarana serta terlambatnya penanganan. Selain itu, ada faktor empat terlalu, yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu dekat jarak melahirkannya.
Sedangkan, yang harus dilakukan untuk menuju persalinan yang sukses, lanjut Khadijah, seluruh persalinan harus ditangani oleh bidan dan dokter, jika pun ada dukun, tetap harus memakai tenaga Bidan dan Dokter. Berikutnya, jika gawat, secepatnya dibawa ke RSUD serta Puskesmas terdekat dan yang terakhir jika terjadi abortus (Keguguran), pun harus secepatnya dibawa ke RSUD dan Puskesmas.
Dipenghujung kegiatan, Jufrin menambahkan, adanya pertemuan dengan media, karena tidak bisa dipungkiri media menjadi salah satu bagian penting untuk memberikan informasi kepada masyarakat terutama di bidang kesehatan, sehingga kedepannya mampu meningkatkan derajat kesehatan di Kota Bima. (SM.07)
Continue reading →

Pemkot Buka Jalan di Kelurahan Lewirato

Kota Bima,(SM).- Sejak tahun 2008 silam, Pemerintah Kota Bima menjanjikan akan membuka salah satu jalan di Kelurahan Lewirato menembus jalan lingkungan Sadia (Kini sudah masuk wilayah Kelurahan Lewirato,red). Janji tersebut kini akhirnya direalisasikan. Jalan seluas enam meter tersebut, direncanakan rampung pertengahan 2011 mendatang.
Ahad kemarin, warga Kelurahan setempat menggelar gotong-royong di jalur jalan tersebut. Tidak hanya menggunakan tenaga manusia, alat berat milik Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Bima pun sudah ditempatkan di jalan tersebut. Hadir saat itu juga, Lurah Lewirato dan Camat Mpunda membantu warga.
Kepala DKPP Kota Bima Drs. H. Azhari melalui Kasi Pelayanan DKPP, H. Muhammad Din, selaku Dinas yang dipercayakan oleh pemerintah setempat mengerjakannya mengatakan, Pemerintah Kota Bima sudah memberikan kepercayaan kepada DKPP untuk mengerjakan pembukaan jalan tersebut. “Wakil Walikota Bima H. A. Rahman H. Abidin sudah menyerahkannya ke DKPP untuk mengerjakannya hingga rampung,” terang Din.
Kata dia, tidak ada persoalan komplain pemilik tanah oleh warga pada pembukaan jalan itu, karena lokasi jalan hanya mengambil tanah milik SMKN 3 Kota Bima dan SMAN 2 Kota Bima, serta beberapa tanah wakaf.
Lanjutnya, setelah pembukaan jalan itu rampung, sekitar bulan Maret dan April, akan dilakukan pengerasan, seterusnya sekitar pertengahan tahun 2011, pekerjaan akan rampung dilakukan.
Ditempat yang sama, Camat Mpunda Kota Bima, Drs. Is Fahmi saat ditemui mengatakan, pembukaan jalan tersebut memang sudah direncanakan sejak Pemerintahan mantan Walikota Bima Drs. HM. Nur A Latif, dan kini dilanjutkan oleh pemerintahan yang sekarang.
Menurut dia, jika dilihat dari kebutuhan masyarakat, jalan tersebut memang harus secepatnya di buka untuk pelancaran transportasi. Karena jalur transportasi yang berada di jalan Pendidikan (Jalan depan SMAN 2 dan SMKN 3 Kota Bima,red) sudah seringkali macet, terlebih pada pagi dan siang hari. (SM.07)

Continue reading →

Peringati HKN, Pemkab Gerak Jalan Santai

Bima, (SM).- Memeriahkan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-46 serta HUT Korpri ke-39, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima bersama Dinas Kesehatan (Dikes) setempat menggelar gerak jalan santai, Ahad (14/11).   
Dalam acara gerak jalan santai tersebut, diikuti ratusan peserta dari seluruh aparat Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) maupun Kabupaten dan Kecamatan  serta masyarakat umum. Kegiatan itu mengambil star dari terminal Desa Bolo Kecamatan Madapangga melintasi jalan utama hingga Gedung Serba Guna (GSG) Lapangan Kara Kecamatan Bolo. Peserta gerak jalan santai, dilepas Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnaen, ST yang didampingi Hj. Indah Damayanti Putri dan Wakil Bupati (Wabup) Drs. H. Syafruddin H. M. Nur, M. Pd, yang juga didampingi Hj. Rustina.   
Ketua Panitia pelaksana gerak jalan santai, H. Hefdin mengatakan, menyambut beberapa hari besar nasional tersebut, pihaknya telah melaksanakan berbagai kegiatan yang dimulai sejak 1 November lalu. Benytuk kegiatan dimaksud yakni, Bhakti Sosial (Baksos), penghijauan, serta sejumlah jenis kegiatan lainnya. “Pada puncak peringatan HKN, digelar gerak jalan santai,” jelas Sekretaris Dikes Kabupaten Bima itu.   
Lanjutnya, dalam peringatan HKN ke-46, Dikes mengambil tema, ‘Mari kita tingkatkan semangat Kepdulian, Komitmen, dan Gerakan Nyata Malayani Masyarakat Kabupaten Bima’ dengan sub tema. ‘Jika Sakit, Segera Berobat, Tingkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta biasakan Cuci Tangan Pakai Sabun demi terciptanya masyarakat yang sehat.   
Dengan HKN ini, dirinya meminta pada seluruh jajaran Dikes agar lebih meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dengan menggerakan seluruh kemampuan yang dimiliki demi tercipta dan mewujudkan masyarakat Kabupaten Bima yang sehat jasmani dan rohani.   
Pantauan SM lagi, acara gerak jalan santai tersebut disiapkan door prize, bagi peserta melalui pengundian kupon dengan hadiah utama tiga (3) unit sepeda motor jenis Revo, ratusan hadian hiburan lainnya seperti Kulkas, Televisi dan Laptop serta sejumlah hadiah hiburan lainnya. (SM.11)
Continue reading →

Selain Marmer, Nitu Memiliki Sarang Burung Sariti

Kota Bima, (SM).- Kelurahan Nitu Kecamatan Rasanae Timur, selain memiliki potensi batu marmer rupanya di wilayah tersebut menyimpan banyak potensi lain, diantaranya sarang burung sariti dan mata air yang sangat bersih. Keberadaan potensi tersebut terutama sarang burung sariti perlu ditindak lanjuti melalui kajian ekonomis sehingga potensi yang ada dapat menjadi sumber Pendapatan Asli daerah (PAD) Kota Bima.
Wakil Walikota Bima, H.Arahman,SE melalui Kabag Humaspro Setda Kota Bima, Lalu Sukarsana, S.Ip kepada Wartawan seusai kunjung kerja di Kelurahan Nitu, Ahad (14/11) menyatakan, dengan keberadaan  marmer, sarang burung sariti dan mata air bersih, akan dapat digunakan untuk kebutuhan hidup masyarakat sekitar dan juga dapat dikelola untuk air mineral karena airnya sangat bersih dan layak untuk dikomsumsi.
Selain meninjau lokasi air dan sarang burung sariti yang berlokasi di So Sariti yang ditempuh dengan jalan kaki sepanjang 5 KM, H.Man (sapaan akrab Wakil Walikota Bima) juga menijau pemukiman warga Nitu yang saat ini mengharapkan sentuhan dari pemerintah terutama fasilitas pelayanan kesehatan  seperti Puskesmas karena selama ini warga sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang terjangkau.
Selepas kunjungan ke Nitu, H. Man yang didampingi Sekda Kota Bima Drs.H.Tajuddin, Asisten I dan Asisten II berserta sejumlah Kepala Dinas (Kadis) melanjutkan kunjungan ke lingkungan Oi Fo’o untuk melihat persiapan lokasi pemukiman warga Kadole yang rencananya akan dipindahkan karena masuk areal rencana tambang marmer yang saat ini sedang ditata, diantaranya sarana jalan, jembatan dan juga di tempat tersebut akan dibangun fasilitas sekolah dan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang merupakan sarana fital yang sangat dibutuhkan masyarakat. (SM.04)    
Continue reading →

Penghijauan di Kota Bima Belum Terarah

Kota Bima, (SM).- Wakil Walikota Bima, H.Arahman,SE menyatakan, selama ini kegiatan penghijauan sudah sering kita lakukan namun belum terarah dan belum terfokus.

Hal ini dikatakan H.Arahman di hadapan Sekda Kota Bima, Asisten I dan beberapa Kepala Dinas saat meninjau kegiatan penghijauan yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dikes) yang merupakan rangkaian kegiatan bakti sosial dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-46 tingkat Kota Bima di Dana Traha, Sabtu (13/11).
Menurut H. Man, Dinas Kehutanan (Dishut) Kota Bima harus membuat pemetaan wilayah untuk penentuan lokasi yang akan dilakukan penanaman kembali atau penghijauan. Selain itu, SKPD harus diberi tanggung jawab untuk menanam kembali pada areal hutan yang telah gundul untuk mengembalikan fungsi hutan.
Dijelaskanya, kegiatan penghijaun semacam ini lebih kental nuansa seremonialnya saja, muncul ketika ada suatu kegiatan, setelah itu hilang seiring berjalannya waktu, dan yang patut disayangkan bahwa lokasi yang dijadikan areal penghijauan adalah areal yang sudah sering dilakukan penanaman kembali, “ini suatu hal yang mubajir”, tegas H. Man sebagaimana dikutip Kabag Humaspro Setda Kota Bima, Lalu Sukarsana, S.Ip.
.
Kata dia, jika nanti Dishut mampu merealisasikan harapan tersebut nanti akan ditindak lanjuti dengan SK Walikota Bima terkait wilayah binaan untuk penghijauan, hal ini agar ada tanggung jawab dari masing – masing SKPD pada wilayah binaannya.
Selama ini setelah menanam, kebiaasan kita tidak diikuti dengan pemeliharaan dan perawatan, sehingga kita tidak tahu sejauh mana keberhasilan dari penghijauan yang dilakukan, kebiasaan ini harus dirubah, setiap wilayah yang harus dilakukan pemulihan harus terbagi habis untuk masing – masing SKPD ataupun organisasi lainnya dan mereka harus diberi tanggung jawab sepenuhnya, selain pemetaan hutan.
Mantan Anggota DPRD Kota Bima ini juga mengatakan, ada rencana Pemkot Bima untuk pemetaan taman, nantinya taman – taman yang ada akan diberikan tanggung jawab masing – masing SKPD, langkah ini dinilai sangat efektif untuk memelihara taman – taman yang ada.
Sementara itu Plt. Kepala Dikes Kota Bima, dr. H. Bahtiar H.Hasan mengatakan, kegiatan penghijauan ini melibatkan seluruh pegawai Puskesmas, pegawai Dikes serta mahasiswa Sekolah Kesehatan yang ada di Kota Bima. Jumlah tanaman yang ditanam adalah 300 pohon yang terbagi dalam 3 jenis pohon yaitu pohon mahoni, sangon dan asam.
“Kami janji akan berusaha maksimal agar pohon yang ditanam hari ini dapat tumbuh dengan baik, yakni dengan melakukan pemagaran dan pola siram dengan menggunakan tetesan dari air yang diisi dari botol infuse. Kami harap Walikota Bima memberikan kepercayaan kepada kami dari Dikes Kota Bima agar kawasan hutan yang ada di Dana Traha menjadi bagian dari binaan kami”, pintanya.
Pada kegiatan penghijauan tersebut, Wakil Walikota Bima, Sekda Kota Bima, Asisten I dan Kepala Dikes Kota Bima juga ikut menanam pohon bersama sejumlah pegawai Dikes dan mahasiswa sekolah kesehatan. (SM.04)
Continue reading →

Dana Stimulan Harus Dikelola dengan Baik

Kota Bima, (SM).- Hj.Yani Marlina, isteri Walikota Bima, HM. Qurais H.Abidin menyatakan, jika dinilai dari jumlah, sentuhan dana stimulan yang diberikan pemerintah kepada kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera  (UP2KS) belum mampu memenuhi kebutuhan anggota, namun jika dana yang sedikit ini mampu dikelola dengan baik, insya allah dana tersebut mampu mengembangkan usaha kelompok dan dirasakan juga oleh masyarakat lainnya.
Hal ini dikatakan Hj. Yani selaku pembina TP PKK Kota Bima saat memberikan pembinaan TP PKK Kelurahan Rite yang merupakan bagian dari kunjungan kerja dirangkaikan dengan  penyerahan secara sembolis dana bantuan bergulir sebanyak Rp 20 juta untuk UP2K  Permata Rite bertempat di Kelurahan Rite, Sabtu (13/11).
Dijelaskannya, selama ini masyarakat memiliki pemahaman yang keliru terhadap sejumlah dana bergulir dan bergilir yang diberikan pemerintah sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat dan kelompok usaha, masyarakat selalu beranggapan bahwa dana yang diberikan adalah dana cuma – cuma yang tidak perlu dikembalikan, padahal dana tersebut akan diupayakan untuk terus bergulir sehingga kelompok usaha dan masyarakat lainya juga mendapatkan kesempatan yang sama.
“Hal ini sangat merugikan masyarakat lain, untuk itu harus mampu kita rubah dan UP2K memiliki tanggung jawab moral agar dana – dana yang dikucurkan dapat berhasil guna dan berdaya guna”, tegasnya.
Lebih lanjut Hj. Yani mengatakan, selama ini TP PKK merupakan mitra kerja pemerintah dalam mendukung program pembangunan hal ini terlihat dari 10 Program Kerja PKK, dan sebagai bentuk perhatian pemerintah atas sinergitas yang terbangun selama ini, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTB melalui TP PKK Kota Bima memberikan dana stimulant untuk UP2KS yang ada di Kota Bima yang pengelolaannya selalu berada di bawah pengawasan pemerintah.
“Untuk itu saya harap agar anggota UP2KS dapat memaksimalkan dana stimulan yang diberikan dapat mengembangkan usahanya sehingga ada peningkatan pendapatan keluarga, jangan sampai dana bergulir ini digunakan untuk hal – hal yang bersifat konsumtif. Disamping itu, kewajiban- kewajiban lain harus diperhatikan juga seperti bayar iuran dan simpanan wajib”, jelasnya.
Kepala Dinas Koperindag Kota Bima, Drs.Muhaimin mengatakan, Dana Stimulan yang diserahkan kepada UP2KS Permata Rite Kecamatan Raba adalah berkat koordinasi TP PKK Kota Bima dengan Dinas Koperidag Kota Bima. “Kami harap agar amanah yang diberikan ini dapat dipertanggung jawabkan dengan sebaik – baiknya, kelompok UP2KS diharapkan mampu memanej keuangan dengan baik agar dapat berkembang dan memajukan kelompok”, harapnya. (SM.04)
Continue reading →

Jumat, 12 November 2010

Pungli, Seret Nama Kepala UPTD Dikpora

Bima, (SM).- Isu Pungutan Liar (Pungli) terus menghiasi jajaran Dinas Dikpora Kabupaten Bima, kini muncul dugaan penarikan uang di Sekolah Dasar se-Kecamatan Woha oleh oknum kepala Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD), HMA.
Setiap Sekolah Dasar telah dipatok nilai yang harus disetor, yakni masing-masing Rp100 ribu. Ironisnya, penarikan dana berlabel pengadaan keramik lantai dengan dalih pemulihan nama baik Pimpinan Proyek (Pimpro) kantor UPTD setempat.
Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Bima, Drs. A.Zubair H.AR disebut-sebut oleh oOknum Kepala UPTD sebagai Pimpro pembangunan gedung yang ditinggal rekanan, tanpa melanjutkan item pekerjaan pemasangan keramik lantai setempat.1
Salah seorang Kepala SD inisial AH kepada Koran ini membenarkan, tingkah oknum Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Woha HMA yang menarik dana pada setiap sekolah sebesar Rp100 ribu. “Sudah dua kali kami setor uangnya”, aku sumber.
AH meceritakan, penarikan dana tersebut gagasan langsung Kepala UPTD Dikpora dalam sebuah rapat bersama dengan para Kepala-kepala sekolah di Kecamatan Woha. Dalam rapat tersebut, kata AH, Kepala UPTD meminta sumbangan dana diperuntukan bagi pengadaan keramik lantai pada kantor UPTD Dikpora Kecamatan Woha. “Memang di kantor itu belum ada keramiknya tapi kenapa banyak sekali uang dikumpulkan”, herannya.
Untuk sekolahnya, papar AH, telah menyerahkan dua kali senilai masing-masing Rp100 ribu. Kata dia, pada dasarnya pihaknya tidak memiliki dana di sekolah untuk memenuhi permintaan sumbangan dimaksud. “Terpaksa kita siasati dari dana lain”, terangnya.
Dana tersebut kata AH, tidak diserahkan langsung oleh pihaknya kepada Kepala UPTD, akan tetapi ada staf UPTD yang datang “tagih” di sekolah. “Dua kali kita serahkan bertepatan dengan pencairan dana BOS”, ungkapnya.
Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Woha, HMA yang dikonfirmasi di kediaman pribadi A.Zubair, Kamis kemarin, awalnya membantah menarik dana di setiap SD di Kecamatan Woha. “Tidak ada kita tarik maupun potong dana di sekolah”, elaknya.
Belakangan HMA akhirnya mengakui kepada Koran ini pernah menarik dana pada setiap SD se Kecamatan Woha masing-masing sebesar Rp100 ribu. Dana yang ditarik itu untuk pegadaan keramik lantai kantor.
“Soalnya di kantor kita belum ada keramiknya. Saya memintai sumbangan kepada sekolah tersebut untuk mengadakan keramik sekaligus menjaga nama baik Pimpro yaitu pak Zubair. Dana itu bukan untuk saya pribadi”, akunya.
HMA mengaku, dari 31 unit SD yang ada di Kecamatan Woha, masih ada beberapa sekolah yang belum menyerahkan dana sumbangan tersebut. “Pokoknya masih ada sekolah yang belum serahkan. Yang tahu persis bendahara”, akunya lagi.
HMA membantah dana yang ditarik kepada sekolah tersebut sudah dua kali yang dikumpulkan. “Tidak benar sudah dua kali. Baru satu kali saja. Siapa orang yang bilang seperti itu? Tolong dikasi tahu saya”, tepisnya.
Ia mengaku tidak pernah menyuruh kepala sekolah mengambil dana BOS untuk memenuhi permintaan sumbangan tersebut. “Terserah kepala sekolah mau mengambil dana yang mana. Saya tidak pernah menyuruh mereka ambil dari dana BOS”, tegasnya. (SM.06)
Continue reading →

Anak Discoursing, Orang Tua Marah Besar

Kota Bima, (SM).- Lantaran tidak menerima hasil keputusan pihak sekolah, yang memberikan hukuman scoursing setahun kepada DA, siswi salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan di Bima yang digrebek warga Kelurahan Lewirato karena diduga mesum, orang tuanya ngamuk-ngamuk di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bima, Kamis (11/11).
Dari pemberitaan Koran ini sebelumnya, DA warga Desa Sondosia bersama rekannya WA warga Desa Karumbu, Sabtu (6/11) lalu digrebek warga Kelurahan Lewirato karena diduga berbuat mesum dengan dua orang pria yang bekerja di Rumah Tahanan (Rutan) Kabupaten Dompu. Akibatnya, dua pasangan tersebut digelandang oleh Satpol PP Kota Bima hingga berujung scoursing pada siswa tersebut.
Setelah mengetahui anaknya discoursing, orang tua DA mendatangi Kantor Satpol PP Kota Bima. Di sana orang tua DA memaki-maki, karena hukuman yang diterima anaknya terlalu lama, sehingga tidak diperbolehkan mengikuti sekolah selama setahun. Saat itu juga, orang tua DA, meminta bantuan Satpol PP untuk mendatangi pihak sekolah tempat anaknya menimba ilmu agar sedikit memberikan keringanan.
Orang tua DA tidak hanya melampiaskan kemarahannya kepada anggota Pol PP Kota Bima. Wartawan Koran ini juga yang saat itu berada di kantor Pol PP Kota Bima menjadi sasaran kemarahannya. Dia merasa jengkel, akibat dipublikasikan di media, anaknya mendapatkan hukuman.
Kepala Satpol PP Kota Bima, Drs. H. Mahfud, MPd saat ditemui di ruangannya, Jum’at kemarin mengatakan, dari hasil penggrebekan warga Kelurahan Lewirato, hanya orang tua DA yang bertandang di kantornya. “Memang orang tua DA (terutama ibunya) tidak bisa menahan emosi setelah anaknya menerima hukuman dari sekolah”, ujarnya.
Kata Mahfud, pernyataan DA dalam berita acara, dia dan temannya berada di rumah Her (pria pegawai Rutan yang juga digrebek) tidak melakukan apa-apa. Mereka enggan keluar, karena di sekitar rumah Her banyak pemuda.
“DA dan WA mengaku tidak melakukan apa-apa. Apalagi melakuan hubungan mesum seperti yang dituduh warga setempat”, terangnya mengutip pernyataan DA.
Tetapi, apapun pernyataan dari DA dalam berita acara tersebut, merupakan dasar kebijakan dari sekolahnya mengambil keputusan. “Kemungkinan besar, sekolah DA memberikan scoursing karena melihat sisi lain dari kejadian tersebut dan memberikan efek jera bagi pelaku dan siswa lain untuk tidak melakukannya lagi”, terang Mahfud.
Di tempat terpisah, Kepala SMK Kesehatan Bima Sehat dan Ketua Yayasan Harapan Bunda berusaha ditemui Jum’at kemarin tidak ada di tempat. Salah seorang stafnya mengaku, kedua orang tersebut keluar. Namun menurut pengakuan dari salah seorang staf Yayasan Harapan Bunda membenarkan dua orang siswa SMK Kesehatan Bima Sehat tersebut sudah diberikan hukuman scoursing selama satu tahun. Keputusan tersebut diambil setelah beberapa saat pihak sekolah menerima Berita Acara dari Pol PP Kota Bima.
Dijelaskannya, DA dan WA, murid kelas II SMK Kesehatan Bima Sehat, kesehariannya di sekolah memang sering malas mengikuti pelajaran. Pertimbangan itu juga yang mendasari keputusan sekolah untuk melayangkan hukuman kepada dua sioswa tersebut. (SM.07)
Continue reading →

Antisipasi Chikungunya Terkendala Dana

Dompu, (SM).- Kendati gejala penyakit chikungunya sudah menjangkiti banyak warga di Dompu, namun sejauh ini Dinas Kesehatan (Dikes) setempat merasa kesulitan melakukan tindakan pencegahan. Setidaknya, penyakit yang membuat penderita demam tinggi hingga mengalami kelumpuhan beberapa saat itu telah diidap ratusan warga pada seluruh wilayah kecamatan.
Plt Kadikes Dompu Gatot Gunawan SKM yang dikonfirmasi kemarin tidak menampik hal itu. Namun sampai sejauh ini, katanya, pihak Dikes kekurangan dana untuk melakukan fogging dan pemberian abate pada warga. Dana yang tersedia sebesar Rp.159 juta telah habis untuk menangani kasus chikungunya. Itupun hanya sebagian kecil wilayah yang dapat ditangani.
Menurut Gatot, pihak Dikes kini membutuhkan dana minimal Rp.30 juta lagi untuk pengadaan obat abate dan kegiatan fogging pada beberapa daerah yang mengalami peningkatan penderita. “Kami butuh dana sekitar Rp.30 juta lagi untuk menangani merebaknya chikungunya,” kata Gatot.
Pihaknya juga, sampai saat ini masih berupaya mendatangkan bantuan bubuk abate sebanyak 10 galon. Namun akibat tidak tersedianya dana, pengirimannya masih terkendala. “Untuk satu galon saja membutuhkan dana pengiriman sebesar Rp.120 ribu,” keluhnya.
Agar menghindari terjangkitnya penyakit chikungunya, ia berharap agar masyarakat terbiasa dengan pola hidup sehat. Selain itu, usahakan agar rumah setiap hari terkena sinar matahari, karena nyamuk pembawa virus chikungunya biasa hidup pada tempat-tempat yang gelap. “Kami harapkan masyarakat terbiasa dengan pola hidup sehat dan membiasakan membuka jendela rumah agar sinar matahari bisa masuk,” harapnya. (SM.14)
Continue reading →

Warga Keluhkan Sampah di TPA Bara

Dompu, (SM).- Pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Bara Kecamatan Woja yang hingga meluber ke pinggir jalan dikeluhkan oleh masyarakat. Apa lagi aroma dari sampah buangan itu sangat mengganggu warga sekitar dan warga lain yang melewati ruas jalan tersebut.
Seperti pantauan langsung SM di lokasi, terlihat sampah berserakan di pinggir jalan. Hal itu disebabkan karena truk kuning yang digunakan untuk mengangkut sampah, membuangnya tepat di pinggir jalan. Bahkan pagar pembatas antara sisi jalan dengan TPS sudah banyak yang roboh dan rusak akibat tertimpa sampah yang dibuang. Sampah-sampah itu terlihat beserakan dan menganggu penggunana jalan di lokasi itu.
Meskipun ada upaya untuk membakar sampah tersebut, namun tumpukannya tetap saja berserakan di sepanjang sisi jalan. Belum lagi sampah plastik yang tidak sempat dibakar, justeru terbawa angin hingga ke seberang jalan yang menanjak itu.
Sejumlah warga mengaku terganggu dengan buangan sampah yang sampai meluber ke sisi jalan. Padahal, kata mereka lokasi TPA masih sangat luas untuk menampung sampah hasil buangan masyarakat tiap harinya. Jika saja pihak Dinas PU masih terus membuang sampah di sisi jalan, bukan tidak mungkin akan membahayakan pengguna jalan.
Selain itu, kata mereka, setiap tahun warga sekitar selalu resah akibat banyaknya lalat dari TPA yang kemudian hidup di kampung-kampung. Apa lagi saat musim penghujan ini lalat berkembang biak dengan pesat jika sampah yang ditampung di TPA tidak dimusnahkan dengan cara minimal membakar atau dilakukan penyemprotan dengan pestisida. “Setiap tahun sejumlah kampung di sini dipenuhi jutaan lalat yang berkembang biak di TPA,” kata Umar salah seorang warga Sipon yang tidak jauh dari lokasi TPA. (SM.14)
Continue reading →

Kontraktor Harus Punya Tanggung Jawab Moral

Kota Bima, (SM).- Walikota Bima, H.Qurais H.Abidin meminta kepada kontraktor agar memiliki tanggung jawab moral untuk  menjawab amanah yang telah diberikan pemerintah dalam membangun berbagai fasilitas pelayanan publik dengan sebaik – baiknya. Jangan semata – mata berorientasi pada keuntungan semata sehingga kualitas dari fasilitas dikesampingkan. Hal ini  dikatakan Walikota Bima dalam sambutannya saat peletakan batu pertama pembangunan Kantor Kelurahan Lewirato Kecamatan Raba, Kamis (11/11).
Menurut HM. Qurais, kontraktor adalah tulang punggung yang diharapkan dapat mempersembahkan yang terbaik bagi kemajuan daerah, siapa lagi yang akan membangun dan memajukan daerah ini kalau bukan kita sendiri.
“Janji saya pada saat peletakkan batu pertama pembangunan drainase di Kkelurahan Lewirato beberapa waktu lalu akhirnya mampu terjawab hari ini. Saya harap dengan terpenuhinya harapan masyarakat Lewirato hari ini kiranya masyarakat Lewirato dan pegawai kantor Lurah dapat menjaga dan memelihara fasilitas ini dengan sebaik – baiknya“, ungkap Walikota ynag dikutip Kabag Humaspro Setda Kota Bima, Lalu Sukarsana, S.Ip.
Kata dia, dilihat dari limit waktu yang tersisa yakni 1 bulan 20 hari, Kontraktor yang melaksanakan pembangunan Kantor Kelurahan termasuk kontraktor yang berani menanggung resiko, karena apabila mereka tidak sanggup menuntaskan sebagaimana batas waktu yang telah ditentukan tentunya mereka akan dikenakan denda, keberanian ini patut kita hargai dan hal inilah yang dibutuhkan bagi siapapun yang ingin meraih kesuksesan.,  “Iini proyek percobaan yang pertama sekaligus peringatan terakhir bagi para kontraktor Bima, jika gagal maka jangan pernah berharap untuk dapat kesempatan menjadi pelaksana proyek di masa datang“, tegasnya.
Kedepan lanjutnya, pemerintah ingin mendorong Kontraktor Bima mencari energy di pusat guna membantu percepatan pembangunan di Kota Bima. Bagi Kontraktor yang sudah memiliki kemampuan, sudah saatnya meninggalkan kebiasaan mengandalkan proyek dari Dana APBD 2 yang nominalnya sangat minim.
PLT Kabag Administrasi Pemerintahan Setda Kota Bima, H.Samaila, S.Sos mengatakan, tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bima akan membangun sembilan Kantor Kelurahan dengan klasifikasi enam bangun baru dan tiga rehab.
“Untuk yang baru yakni Kantor Kelurahan Rabangodu Utara, Mande, Lewirato, Penatoi, Na’e dan Melayu. Ssedangkan yang direhab adalah Kelurahan Sambinae, Penanae dan Kelurahan Santi”, tgandasnya. (SM.04)
Continue reading →

Sinkronisasi Rencana-Anggaran, Tak Maksimal

Kota Bima, (SM).- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) merupakan pilar utama yang mendesain arah pembangunan daerah. Coretan perencanaannya yang matang dengan ketersediaan anggaran yang ada, akan mampu digubah dalam karyanya nyata demi percepatan pembangunan daerah secara komperehensif. Di Kota Bima sendiri, karya dari Bappeda, dinilai mandul, karena belum bisa meramu perencanaan yang matang untuk mengarahkan Kota Bima ke situasi yang lebih baik.
Sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, Staf Bappeda Kota Bima mengatakan, Bappeda memiliki tugas perencana semua kebutuhan pemerintah dan daerah. Ramuan dari “dapurnya” menjadi penentu pasang surutnya pemerintah dan daerah itu sendiri. Setelah merencanakan dilakukan, rancangan program dari Bappeda ditelorkan ke masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk ditindaklanjuti sesuai kebutuhan dan anggaran yang ada.
Namun, kenyataan yang terjadi di Kota Bima, langkah koordinasi tersebut justru menjadi tumpul, rencana program Bappeda ke SKPD dan di-klinis oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) persoalan angka lebih diprioritaskan, dan mengabaikan korelasi program rancangan yang dibuat sebelumnya.
“Yang dilihat oleh tim klinis kan angka. Jika terlalu besar maka akan dihapus, namun tidak pernah melihat kesinambungan program yang telah dibuat”, ujarnya baru-baru ini.
Menurutnya, ada miskomunikasi yang terjadi antara Bappeda dan SKPD yang ada sehingga program yang muncul dan terealisasi lebih pada toleransi emosional, ketimbang tujuan keberadaan pemerintah yang sebenarnya untuk mensejahterahkan rakyat. Tidaklah heran, langkah kebijakan menjadi hampa dan tidak terorganisir dengan baik untuk kepentingan rakyat.
Kepala Bappeda Kota Bima, H. Moenir Usman yang ditemui di kantornya untuk menanyakan langkah perencanaan yang akan dan telah ditempuhnya, tidak ada di tempat. Salah seorang stafnya mengaku, Moenir sedang berada di luar kota.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bagian Keuangan Setda Kota Bima, Muhammad Hasyim saat ditemui di ruangannya mengatakan, pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 37 tahun 2010 tentang pedoman penyusunan APBD yang menekankan perlunya sinkronisasi program dan perencanaan anggaran. Sehingga dalam evaluasinya, pemerintah daerah wajib melampirkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan akumulasi proses jaring aspirasi masyarakat ( Asmara ), baik melalui tahapan Musrembang, reses dewan dan program kerja SKPD terkait.
“Ini semata-mata dilakukan agar ada sinkronisasi program da perencanaan”, ujarnya, Jum’at kemarin.
Hasyim mengaku, Permendagri nomor 37 tahun 2010 tersebut akan mulai dilaksanakan pada penyusunan APBD 2011, sehingga kedepan akan dievaluasi secara intensif antara kebutuhan dan penganggaran.
“Walaupun dalam APBD mengenal istilah divisit, akan tetapi Pemkot dalam penyusunan APBD 2011 akan menerapkan prinsip perencanaan program sesuai dengan ketersediaan anggaran”, jelas Hasyim.(SM.07)
Continue reading →

Pemuda, Modal Tak Ternilai Milik Bangsa

Kota Bima, (SM).- Wakil Walikota H.Arahman,SE menyatakan, pemuda adalah modal tak ternilai yang dimiliki bangsa dan negara yang sumbangsihnya tak pernah diragukan lagi, keberadaan element mahasiswa yang merupakan bagian dari pemuda memberikan corak dan warna dalam perjalanan bangsa. Demikian juga halnya dengan proses pembangunan yang dilakukan di daerah kita, sumbangsih pemikiran dari mahasiswa ikut menentukan arah kebijakan pemerintah.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Walikota Bima dalam sambutannya saat pelantikan Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) masa khidmat 2010-2011 yang dilaksanakan di Hotel Laila, Kamis (11/11).
Hal lain yang menjadi harapan Wakil Walikota Bima, meskipun bukan istilah baru, yakni warisan besar dari seorang tokoh fenomenal yang dimiliki masyarakat Kota Bima, ketiga hal utama tersebut adalah jangan pernah biarkan matahari berlalu tanpa makna, yang berarti tak sedikitpun waktu kita biarkan berlalu tanpa berkarya dan mengabdi untuk sepotong negeri ini.
Padamu negeri kami mengabdiberarti panggilan hati nurani kita untuk terus mengabdi dan memberikan yang terbaik untuk kemajuan daerah yang kita cintai dan Iqra (kita diharapkan untuk terus mengasah dan meningkatkan kemampuan diri sehingga dengan ilmu dan kemampuan itu insyaallah kita akan mampu mensejajarkan diri dengan daerah lain.
“Untuk itu pada kesempatan ini saya menggugah semua elemen masyarakat, ini warisan yang harus kita patrikan dalam jiwa kita sebagai modal yang sangat berharga demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat yang kita cintai”, harapnya sebagaimana dikutip Kabag Humaspro, Lalu Sukarsana, S.Ip.
Diakhir sambutannya, H.Man berharap agar pengurus baik yang baru terpilih maupun yang demisioner agar dapat terus memberikan sumbangsih yang terbaik demi kebesaran organisasi dan kemajuan masyarakat Bima pada umumnya.
Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua PB PMII Pusat, Ketua KNPI Kabupaten Bima, KNPI Kota Bima dan sejumlah Maba PMII Bima. (SM.04)
Continue reading →

Lagi, Polisi Amankan Pulahan Dus Miras

Bima, (SM).- Jajaran Kepolisian Resort Kota Bima, kembali mengamankan puluhan dus Minuman keras (Miras) dalam dua jenis. Diantaranya, miras jenis Anggur Kolesom dan miras jenis bir Bintang. Puluhan Dus miras itu, hasil dari penggeledahan Satuan Tim Buser Poresta Bima, pada Kamis malam sekitar pukul 19.30 wita, di lingkungan Sumbawa Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima.
Kapolresta Bima, AKBP Kumbul Kusdwijanto Sudjadi SIk SH, pada wartawan, Jum’at (12/11) di Mapolresta Bima menjelaskan, penggeledahan puluhan kardus minuman haram itu, oleh aparatnya, sesuai laporan masyarakat dan sebelumnya menjadi target operasi dan diawali dari serangkaian pengintaian, lalu di geledah dan diamankan.
Hasilnya kata Kumbul, 48 botol miras jenis anggur kolesom dan 72 botol miras jenis  bir bintang atau 6 dus anggur kolesom dan 4 dus bir bintang, berhasil diamankan, di salah satu rumah milik Srf (37) warga Kelurahan Tanjung, tepatnya di RT 15 Rw 04. jelasnya, hingga tadi malam sejumlah Barang Bukti (BB) miras tersebut, langsung di bawah serta pihaknya, serta yang bersangkutan yang diduga sebagai pemilik penyimpan minuman berakhohol diamankan.
Srf, ujar Kumbul, setelah dilakukan pemeriksaan dan pengambilan keterangan, diindikasi telah melanggar Perda Miras tahun 2010. Kepadanya akan dijerat peraturan daerah tersebut, dengan sanksi hukum Tindak Pidana Ringan, ancaman hukumannya 6 bulan penjara. “Sementara tngah diproses dan pastinya yang bersangkutan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, “pungkasnya. (SM.08)
Continue reading →

Lokasi Jalan Tembus Lewirato-Sadia Ditinjau

Kota Bima, (SM).- Wakil Walikota Bima, H.Arahman,SE yang didampingi Asisten I Setda Kota Bima, H.Abubakar Ma’alu SH, Kepala PU Kota Bima Ir Muhamad Rum, Kasubag Pemberitaan Gozali S.Sos dan Ketua RW 03 Lewirato Kelurahan Sadia Nasaruddin meninjau lokasi jalan yang rencananya akan menghubungkan lingkungan Lewirato dan Sadia, Jum’at (12/11).
H.Arahman pada kesempatan itu menyatakan, sangat bagus jika masyarakat memiliki inisiatif membuka jalan. Selama ini kendala utama adalah faktor kesadaran masyarakat yang terkadang menghambat akselerasi percepatan pembangunan terutama masalah lahan. Jika masyarakat Lewirato dan Sadia memiliki keinginan membuka jalan yang menghubungkan kedua wilayah kelurahan tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima sudah pasti akan meresponnya, dan dalam tahun 2011 akan diwujudkan.      
H.Man, sapaan akrab mantan anggota DPRD Kota Bima dua periode ini meminta  kepada Ketua RW 03 Lewirato-Sadia, Nasaruddin untuk mempercepat mobilisasi masyarakat, agar keinginan tersebut dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah, termasuk upaya mendekati Dinas Dikpora Kota Bima yang memiliki wewenang karena rencananya jalan tersebut akan mengambil sedikit lahan dari SMKN 3 Kota Bima dan SMPN 1 Kota Bima. “Meskipun ada kesempatan awal-awal namun karena sudah lama tidak ditindaklanjuti perlu dilakukan pendekatan ulang”, tegasnya. 
Nasaruddin kepada Wakil Walikota mengaku, jalan tersebut sudah sempat ditinjau oleh almarhum HM. Nur A. Latif (mantan Walikota Bima, red) pada tahun 2008 dan warga kedua kelurahan sudah sempat melakukan kerja gotong royong untuk membuka jalan tersebut, namun hingga saat ini belum ditindaklanjuti, sehingga masyarakat sangat berharap agar jalan tersebut dapat dibuka dan dilakukan pengaspalan.
“Banyak sekali manfaat yang dirasakan masyarakat jika jalan ini dibuka, diantaranya pemukiman penduduk tertata, dan jalan tersebut bisa jadi jalan alternatif untuk menghindari kemacetan yang terjadi di depan SMKN 3 dan SMPN 1 serta dampak ekonomisnya”, ungkap Nasaruddin.
Kepala PU Kota Bima, Muhamad Rum mengungkapkan,  berdasarkan permintaan Ketua RW yang sebentar lagi bakal menjadi anggota DPRD Kota Bima menggantikan H.Arahman SE, PU Kota Bima siap menurunkan alat berat jika sudah ada kesepakatan warga untuk membuka akses jalan dimaksud, sementara untuk bronjong karena lokasi  jalan tersebut berbatasan langsung dengan kali, anggarannya sudah tersedia pada pos Dana Bencana Alam yang direncanakan tahun anggaran 2011 akan diakomodir untuk pembukaan dan pengaspalan jalan tersebut. (SM.04)
Continue reading →

STQ Desa Rasabou Berakhir

Bima, (SM).- Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) ke 19 tingkat Desa Rasabou Kecamatan Sape Kabupaten Bima yang dilaksanakan beberapa hari lalu mendapat sambutan antusias warga setempat dan sekitarnya sejak dimulai sampai penutupan. Lomba tersebut ditutup secara resmi oleh Ketua LPTQ Kecamatan Sape, Muchtar Arsyad, A.Ma.Pd yang didampingi Muspika Kecamatan Sape dan aparat desa Rasabou, Kamis malam.
Ketua LPTQ Sape dalam sambutanya menyatakan, dalam setiap lomba pasti ada yang kalah dan menang sebagai wujud dari nilai kompetisi. Setiap kompetisi yang positif ada yang mempertaruhkan yaitu nilai prestasi dan prestise. Akan tetapi belakangan ini lebih banyak ditemui kompetisi negatif di tengah masyarakat dimana yang dipertaruhkan adalah materi dan uang. Seperti peningkatan perjudian di masyarakat saat ini karena mental dan kebiasaan masyarakat yang cenderung berkompetisi secara negatif.
“Satu-satunya perlombaan yang tidak dapat dijadikan ajang  perjudian adalah lomba baca Al-Qur’an”, tegasnya.  
Ketua Panitia Lomba Desa Rasabou, Zainal Arifin,S.Ag  kepada wartawan menyatakan, hasil pelaksanaan STQ pada saat persiapan hingga akhir ditemui beberapa tantangan antara lain, menurunnya kualitas peserta STQ sehingga  sedikit mengurangi iklim kompetisi antara peserta STQ itu sendiri. Oleh Karen itu perlu ditingkatkan minat baca  di kalangan anak usia dini dan perlu dibuka peluang kompetisi yang seluasnya bagi anak usia dini melalui pengadaan cabang mata lomba bagi anak di masa mendatang.
Dia mengaku, pelaksaaan STQ secara keseluruhan cukup sukses dan mendapat sambutan masyarakat Desa Rasabou dan sekitarnya jika dilihat kualitas peserta dan kualitas hadiah yang diterima para juara. Perolehan hadiah yang diterima peserta dapat tercapai sesuai target panitia karena adanya surplus anggaran yang diterima.
”Sukses dan terwujudnya pelaksanaan STQ karena tingginya partisipasi dan konstribusi yang diberikan masyarakat desa, intansi, pengusaha, PNS, bantuan Pemda, Pemerintah Desa dan sumbangan lainnya“, puji Zainal. (SM.13)
Continue reading →

Masjid Mambaul Khair Dapat Bantuan 30 Juta

Bima, (SM).- Guna mempercepat pembangunan masjid dalam rangka mensiarkan ajaran agama Islam, Masjid Mambaul Khair yang berada di Desa Risa Kecamatan Woha mendapat bantuan dari pemerintah daerah (Pemda) sebesar Rp 25 juta. Bantuan tersebut diberikan pada saat Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain, ST melaksanakan kegiatan sholat Jum’at Khusyu yang dilangsungkan Jum’at (12/11).
Kabag Humas dan Protokol Setda Bima, Drs. Aris Gunawan dalam press relasenya mengatakan, pada kesempatan itu selain menyerahkan bantuan dari pemerintah daerah, Bupati Ferry juga menyerahkan bantuan secara pribadi sebesar Rp 5 juta dan bantuan tersebut langsung diserahkan kepada panitia pembangunan Masjid Mambaul Khair.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Sekretaris DPRD Kabupaten Bima, Assisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra, Kabag Administrasi Kesra, Kabag Humas dan Protokol, Kabag OPA, Kadis Sosial, Camat Woha, Kades Woha serta para warga masyarakat yang melaksanakan sholat Jum’at.
Dalam arahannya, Bupati Ferry menitipkan pesan kepada panitia pembangunan masjid, agar dana yang telah diberikan ini dapat digunakan dengan sebaik – baiknya dalam rangka mempercepat proses pembangunan masjid. Pemberian bantuan ini merupakan salah satu wujud kepedulian Pemerintah Daerah (Pemda) di bidang keagamaan, sehingga dengan diselesaikanya pembangunan ini, syiar Islam dapat menggema dan membahana di wilayah Kabupaten Bima.
“Selain dapat mensyiarkan ajaran agama Islam dan melaksanakan sholat 5 (lima) waktu sehari semalam, masjid ini dapat digunakan untuk kegiatan keagamaan, sekaligus dapat menciptakan para generasi – generasi yang handal di bidang keagamaan”, harapnya.
Untuk itu selaku Kepala Daerah saya akan memberikan bantuan masjid dan musholla yang ada di wilayah kecamatan, yang mana dalam APBD Kabupaten Bima, Pemda telah menyediakan pos anggaran untuk bantuan kelanjutan pembangunan masjid dan mushola. (SM.02)
Continue reading →

Perkuliahan di STAIS Bima Mulai Aktif

Bima. (SM).-  Setelah beberapa hari mogok dan gencar melakukan aksi unjuk rasa penolakan kebijakan kampus, kini mahasiswa STAIS Bima mulai aktif melaksanakan perkuliahan, kendati tingkat kehadiran mahasiswa masih relatif sedikit.
Kepala Badan Administrasi Kemahasiswaan, Hidayat, S.Sos mengatakan, kegiatan perkuliahan di STAIS tetap berlangsung walaupun mahasiswanya masih sedikit. Minimnya mahasiswa yang hadir, karena ada aksi demo mogok kuliah. Bagi mahasiswa yang tidak ikut demo, pulang kampung.  
Padahal, lanjutnyam kuliah sudah mulai aktif sejak Rabu (10/11). Hal itu bisa terjadi karena ada pencerahan dari para dosen. “Bagi kami tenaga administrasi tetap masuk kantor untuk melayani kepentingan para mahasiswa,” papar Hidayat, Jum’at kemarin di Kampus STAIS.
Salah seorang dosen STAI, Drs Syafrudin, M.Si, mengatakan aktifitas perkuliahan untuk semua jurusan kembali normal. Katanya, Para dosen  tetap hadir, menunggu jam perkuliahan berlangsung. “Kami tetap menjalankan perkuliahann walaupun mahasiswa yang hadir hanya dua orang, hal itu dilakukan untuk memancing mahasiswa lain agar ikut serta,” terang Syafruddin, Jum’at kemarin di STAIS.
Lanjutnya, sejak dimulainya aksi BEM awal Nopember lalu, mahasiswa program pendidikan  guru sekolah dasar (PGSD) tetap melakukan perkuliahan. Walaupun ada aksi mogok kuliah. Mahasiswa PGSD tidak peduli, namun jurusan yang lain seperti PKN, Sejarah dan Bahasa Indonesia serta lainnya sudah mulai aktif sejak Rabu (10/11) lalu. “Kami sudah instruksikan mahasiswa yang hadir untuk mengkontak teman yang lain agar dapat masuk sebagaimana biasanya,” tandas Guru SMA 1 Palibelo.(SM.12)
Continue reading →

Muspika Bolo Rapat Persiapan Pelaksanaan STQ

Bima, (SM).- Muspika Kecamatan Bolo dan kepala cabanag dinas, Kepala Sekolah, serta sejumlah Kepala Desa di kecamatan setempat, menggelar rapat persiapan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat kecamatan, Kamis (11/11) di ruang rapat kantor camat Bolo.   
Camat Bolo, M. Anton, S. Stp, yang dikonfirmasi di ruang kerjanya mengatakan, rapat persiapan pelaksanaan STQ tingkat kecamatan, untuk meningkatkan koordinasi antar pengurus panitia pelaksana serta menyesuaikan rencana waktu pelaksanaannya pada akhir November.   
Berdasarkan hasil kesepakatan rapat, jelas Anton, persiapan STQ tingkat Kecamatan Bolo tahun ini, terpilih Umar H. M. Saleh, S. Pd, sebagai ketua panitia pelaksana dengan sekretaris, Drs. Nazaruddin serta bendahara Wahyudin.
Dengan telah terbentuknya panitia pelaksanaan STQ, dirinya meminta kepada seluruh anggota panitia pelaksana, bisa menjalankan amanah dan kepercayaan tersebut dengan penuh tanggung jawab, demi terlaksana pelaksanaan STQ. ”Demi terwujudnya harapan bersama dalam pelaksanaan STQ, kami juga mengharapkan partisipasi serta dukungan seluruh komponen masyarakat
agar hajat ini bisa berjalan sesuai rencana,” pintanya. (SM.11)
Continue reading →

Bertahan di Tengah Bencana

Sejak tanggal 26 Nnovember 2010, Kota Jogjakarta bagai kota mati.
Tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan masyarakat selain menyibukan diri melakukan tindakan penyelamatan diri dari bahaya bencana Gunung Merapi yang kian mengganas.
MAHASISWA yang selama ini menjadi penghuni terbanyak juga tak luput dari rasa cemas yang mendalam, sebagian besar melakukan eksodus meninggalkan Jogja keberbagai kota aman. Sebagian yang lain menjadi relawan dan sebagaiannya lagi hanya bisa menunggu nasib di kontrakan masing-masing sembari tetap memantau perkembangan merapi yang sangat misterius.
Pada tanggal 3 oktober 2010, tepat dini hari dan pagi kembali Merapi menumpahkan awan panas serta abu vulkanik dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan letusan sebelumnya. Area pengungsi yang pada awalnya terletak di titik aman pertama terpaksa harus segera dievakuasi pada titik aman kedua yang jaraknya kurang lebih 20 meter dari radius ledakan.
Kembali Jogja bagai kota mati, sangat jarang warung yang buka, jalan begitu sepi hanya terlihat abu vulkanik yang sangat tebal menutup ruas jalan seluruh kota, kampus-kampuspun harus mengambil langkah antisipatif dengan meliburkan seluruh mahasiswa untuk waktu kurang lebih dua pekan sembari menjadikan kampus sebagai tempat pengungsian.
Radius titik aman pun berubah hingga pada kilometer 20 dari ledakan. Mahasiswa mulai melakukan eksodus besar-besaran sedangkan yang bertahan di Jogja selain banyak yang menjadi relawan kemanusian untuk para pengungsi yang mencapai angka 305.000 orang juga ada yang hanya bisa melakukan koordinasi secara internal mengungsi di tempat tempat strategis seperti asrama mahasiswa daerah yang tersebar di berbagai tempat di kota Jogja.
Asrama Mahasiswa Bima Jogjakarta yang terletak di pusat kota dan berjarak 30 meter dari radius ledakan Merapi pun menjadi tempat yang banyak dipilih oleh banyak mahasiswa Bima yang bertahan di Jogjakarta. Seluruh kamar yang ada diprioritaskan untuk ditempati oleh para mahasiswa putri sedangkan yang putra secara massal memanfaatkan beberapa kamar dan aula sebagai tempat peristirahatan.
KEPMA sebagai wadah bagi perkumpulan mahasiwa Bima pun mengambil tindakan strategis untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para pengungsi yang berada di asrama. Berbagai kegiatan dan program dilakukan. Salah satunya dengan mengelar pementasan amal yang dilakukan oleh Sanggar Rimpu KEPMA Bima sebagai ajang membangung solidaritas dan optimisme bagi para pengungsi baik yang ada di asrama maupun yang ada di Jogjakarta.
Pada pementasan ini juga digelar malam amal dengan tema lelang seni untuk penggalangan dana. Acara dilakukan dengan dua kali pementasan. Pementasan pertama dilakukan pada tanggal 1 November 2010 dan dilanjutkan pada tanggal 4 November 2010. Berbagai acara atau tampilan kreasi disuguhkan dengan apik, mulai dari tari, rawa mbojo, permorming art, monolog, puisi, patu mbojo, drama yang kesemuanya bercerita tentang ketabahan dan makna dari musibah atau bencana.
Acara tersebut mampu membakar semangat dan antusiasme para pengungsi serta para pengunjung yang hendak berpartisipasi dalam amal. Beberapa kali terdengar tawa yang membahana saat para pemain menyuguhkan goyonan-goyunan cerdas tetapi tetap penuh makna. Malam amalpun berakhir dengan dana yang terhimpun kurang lebih 1 juta rupiah.
Dana yang terkumpul dari ratusan mahasiswa tersebut langsung digunakan untuk membeli berbagai keperluan pengungsi seperti pembalut, pempers serta keperluan anak-anak lainnya. Barang-barang tersebut kemudian diserahkan langsung kepada para pengungsi keesokan harinya.
“Sekalipun kita juga menjadi bagian dari korban itu sendiri tetapi bukan berarti kita berhenti untuk menjadi dan memberikan kontribusi kepada korban lain yang lebih tidak beruntung dari kita”,  itulah kalimat penutup yang disampaikan Munazar (23) selaku Ketua Keluarga Pelajar Mahasiswa (KEPMA) Bima Yogyakarta pada malam penutupan pentas budaya untuk Merapi di asrama Mahasiwa Bima, Yogyakarta.
Tiga hari berselang, kota Jogja kembali dilanda gempa berturut-turut dua hari. Kekhawatiran semakin meluas, terlebih setelah berbagai isu lewat sms dan televisi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan membuat keresahan masyarakat Jogja semakin menjadi. Jumlah mahasiswa Bima yang berada di Jogja pun kian hari kian berkurang. Tak kurang dari 10 orang mahasiwa Bima, setiap harinya meninggalkan Jogja sejak awal merapi berstatus awas.
Kondisi asrama yang sebelumnya pada oleh pengungsi mulai lega setelah banyak dari mahasiswa Bima yang eksodus keberbagai kota termasuk kembali ke kampung halamannya. Sedangkan kurang lima puluh orang mahasiwa yang masih bertahan karena tidak ada pilihan untuk meninggalkan Jogja mulai dilanda berbagai persoalan baru. Keterbatasan ekonomi membuat mereka juga harus mampu memainkan peran ganda sebagai seroang mahasiswa sekaligus sebagai korban bencana dengan segala kekurangannya.
Rasa keprihatinan kembali melanda pada mahasiswa yang berada di asrama dalam diskusi kecil mencoba mencari solusi atas persoalan pengungsi yang ada di asrama. Solusipun hanya mampu melahirkan kesimpulan kembali kepada kemampuan personaliti dari para mahasiwa dengan segala kemampuan dan kekurangannya saat ini.
“Entah apakah pantas kita masih mengatakan, bahwa kita masih memiliki pemerintahan di kampung sana atau tidak, sebab 16 hari sudah kita dalam musibah besar ini tetapi tidak pernah ada sebuah berita yang kita dengar bahwa pemerintahan kita di kampung sana memiliki kepedulian kepada warganya yang ada di rantau”,  kalimat itu diungkapkan Hadi Kurniawan (27) saat memberikan pendapat dalam diskusi kecil di beranda Asrama Mahasiswa Bima, Yogyakarta.
Kondisi Asrama Mahasiwa Bima, Yogyakarta memang sangat berbeda dari asrama mahasiswa daerah-daerah lainnya yang sejak awal telah mendapatkan perhatian dan kepedulian serta tanggung jawab dari pemerintahannya masing-masing. Sedangkan Asrama Mahasiwa Bima yang sejak awal bencana Merapi telah dijadikan sebagai tempat ungsian bagi mahasiwa yang berada di titik rawan bencana hingga hari ini tidak pernah mendapatkan berita atau informasi tentang sikap dan tanggung jawab pemerintah terhadap nasib warganya di Jogjakarta.
Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari melakukan kontak langsung dengan pihak atau pejabat di daerah, sms, berita vfia facebook hingga meminta kepada anak-anak para pemegang kendali kekuasaan pun telah dilakukan sebagai upaya membangun koordinasi dengan pihak pemerintahan daerah di kampung dengan mahasiswa Bima di Jogja. Hanya satu yang belum bisa dilakukan yaitu melakukan komunikasi atau koordinasi dengan mekanisme prosedural birokrasi mengingat kondisi mahsiswa Bima dalam keadaan darurat.
Seperti pada umumnya, kalimat KALEMBO ADE adalah yang jawaban abstrak yang coba diterima dengan lapang dada oleh para pengungsi di asrama sekalipun itu tidak dapat menjawab persoalan yang sangat mendesak dibutuhkan oleh para pengungsi di asrama seperti ketersediaan masker, ketersediaan alat serta fasilitas MCK dan alat-alat pembersih asrama yang berlumuran debu serta lumpur setelah hujan terus mengguyur Jogja.
Keadaan kurang lebih 50 orang mahasiswa di asrama kian hari-kian memprihatinkan, solidaritas diantara mereka hanya mampu bertahan kurang lebih satu pekan. Solidaritas itu berupa mahasiswa yang memiliki kemampuan ekonomi yang baik membantu mahasiswa yang secara kebetulan memiliki kekurangan financial seperti persoalan memfasilitasi makan dan minum.
Di tengah keterbatasan ini, mahasiswa Bima yang berada di asarama pun hanya bisa bertahan dengan asupan mie instan dan nasi telur tanpa sayur sebagai cara bertahan yang paling mungkin di tengah gempuran bencana walaupun apa yang dikonsumsi sangat tidak memenuhi asupan gizi untuk daerah yang terkena bencana seperti saat ini.
Keinginan untuk mengkonsumsi makanan layak bagi mahasiswa yang mampu harus ditanggalkan demi nilai kemanusiaan dan solidaritas serta perasaan senasib dan sependeritaan di asrama. Bila satu mengunyah mie maka begitu juga yang lainnya. Bila satu makan nasi telur tanpa sayur begitu juga dengan yang lainnya. Hanya sesekali saja diantara mahasiswa yang mengungsi di asrama bisa menikmati makanan layak dan sehat.
Tanggal 11 November 2010 merupakan hari ke 17 belas bagi pengungsi yang berada di asrama menanti kepastian kapan bencana Merapi ini berakhir. Letusan merapi yang terjadi pada pagi hari 11/11/2010 menyebabkan awan panas serta abu vulkanik melanda beberapa daerah di wilayah Jawa Tengah, tetapi tepat pada pukul 14,00 udara panas akibat perubahan arah angin dari barat menuju selatan menyebabkan udara di Jogja sangat-sangat panas. Ini adalah dampak dari awan panas yang masih dihembuskan oleh Mmerapi.
“Mungkin kita sudah tidak memiliki lagi pemerintah di kampung sana”, ungkap Kadarusman (29) tahun yang merupakan juga pengungsi di asrama saat semuanya berkumpul untuk mengantisipasi suhu panas yang kian meningkat di beranda Asrama Mahasiswa Jogja di tengah ketidakpastian nasib bencana dan keterbatasan dalam pengungsian. (*)

Penulis: Alumni Jogja dan Pegiat Seni, Aktif di Sanggar Rimpu Jogja
Continue reading →